Nunca Mas




“The most important role player is the victim.”
-Nelson Mandela-

Dari ladang-ladang pembantaian, lihatlah tubuh kami menghitam
Bau anyir darah membuncah dari dedusun lusuh dan temaram

Waktu terpejam, menciut di depan altar pejagalan
Jerit kami menghumus, desah kami desah hantu hutan

Lalu siapa berbaris berderap-derap di bawah bulan seiris
Menghunus bayonet dan memotong jemari kanak dengan bengis?

Malam yang sekarat, maut merentangkan sayap
Aroma kematian bertugur disepasang tiang pancang

Tubuh kami terbanting, hati kami tercincang-cincang
Tuhan yang kami tunggu tak kunjung datang

Luka terlanjur menganga dari gairah genosida
Sejarah yang terukir di kulit pohon Ara, menyisakan airmata di pipi Maria

Kini,
Meski pedih perih kekal tak terperi
Engkau tak lagi menyumpal mulut-mulut kami

Malaikat yang mengirim kalian ke ujung sunyi
Telah memberikan sayapnya dan menyanyikan lagu surgawi

Bagai burung terbang bersarang
Kami ruh yang telah menemukan jalan pulang


Jakarta, 10 Desember 2006 pas hari HAM se-dunia.


(*) Nunca Mas = Never Again, adalah sebuah laporan setebal 50.000 halaman yang memuat daftar 8.960 orang hilang, dibuat oleh The Argentine National Commission on The Disappeared (CONADEP) selama pemerintah junta militer di Argentina dari 1976-1983. Nunca Mas menyeret sembilan anggota junta militer Argentina atas kejahatan kemanusiaan, salah satunya Jenderal Jorge Videla yang diganjar hukuman seumur hidup.