Sketsa

I

di taman para dewa
kutemu pelangi
tentu indah sekali


andai kau di sini
sebagai selendang peri
akan kukalungkan sejuntai
di lehermu

II

ada yang menari di langit
mungkin bidadari

ada yang menuliskan syair di hatiku
adakah dirimu?

III

mata siapa simpan rahasia
menggulir sepinggir daun

sebagai ketulusan embun
memendarkan cahaya
memendarkan apasaja

lalu meniada

(kuta, 2007)

Ninabobok

tidurlah, tidur sayang
rebahkan letihmu di lembut pembaringan

bila matamu memejam, mimpikanlah bulan
tempat seribu bidadari membangun kastil
dari impian

tidurlah tidur
lepaskan penat dan gelisahmu sepanjang siang
harihari panjang melelahkan
malam akan mendekapmu dan membisikkan
lagulagu tentang rindu dan harapan

tapi dalam gelap dan hujan keparat
dua malaikat mematahkan sayapku
sedang malaikat yang lain mengantarku
pada intisari nyeri

”engkau lelaki, tercipta dari sunyi
di pusat gelap kesana engkau pergi!”


tidurlah tidur
lelapkan letih dan penatmu seharian
esok langit akan bertukar musim
darahlukaku yang menganaksungai
segera kuhimpun, kujadikan kata-kata


bila hari telah pagi
yang abadi bukanlah mimpi
yang kekal bukan pula airmata

selamat tidur sayang
perjumpaan kita yang ganjil akan tetap kukenang


2007


Kuta

Di Kuta, senja terlanjur sirna
Pasangan-pasangan bercinta
Dari kota-kota dunia
Saling berdusta
Dalam tujuh bahasa
Di antara gemulung ombak
Saling menjebak
Saling menebak
Siapa bakal bangun lebih pagi
Meninggalkan kusut bantal

Lalu kuceritakan tentang amuk
Yang membuatmu mabuk
Ya, mereka lebih keparat
Dari sebotol arak tua

Gemuruh tetabuhan
Di banjar-banjar
Wangi kamboja
Bau asap dupa
Riuh kegaduhan
Dari bar-bar murahan
Tak kunjung membuatku melupa
Kusut kisah hidup

Dan kini
Sebelum pagi
Ketika kau masih
Tergeletak tanpa mimpi
Di lembab pembaringan
Aku telah meluncur
Pergi menuju Sanur
Mencari matahari
Mencairkan sepi

Bali, 9 Des 2007