Inilah kenyataannya
Sihir malam membawaku di kota tak bernama
Bunyi hujan menjelma pesta, menarikan daunan
bagai tarian lelawa
Lalu kilatan petir memecut getir
menggemuruh mengekalkan diam
Engkau datang seperti kata-kata menemukan sajaknya
Membawa gigil menggetar di bibir. Menangkup dipan
menyimpan sepi, bergegas memburu mimpi
Bangsal ini penuh kebisuan, juga hening yang memilukan
Sedang di rambutmu masih saja ada percikan rindu
Dari musim yang mengganas, berdentam, menggemuruhkan duka
Mari kukenakan selimutmu
Agar kehangatan itu mendamaikan dan mengistirahkan lelahmu
Esok, bila matahari menjemputku
Kenangkanlah sunyi itu
Kukenangkan pula cintaku
Yang tertahan di senyap bangsal gedung tua
Di kota tak bernama
Jakarta, 12 September 2008